Menikmati Momen Kemerdekaan dengan Berkemah di Watu Payung

By rubikomugglo - August 28, 2017


Momen kemerdekaan biasanya erat dengan perayaan dan lomba lomba. Di Jogjakarta sendiri, setiap malam kemerdekaan para warga biasanya memperingati dengan mengadakan tirakatan. Pada acara tersebut, mereka berdoa atas kemerdekaan yang telah didapat. Biasanya seluruh warga akan berkumpul di rumah warga, berdoa, sembari menikmati hidangan yang disediakan oleh sang tuan rumah.

Tak seperti biasanya, pada malam kemerdekaan saya tak datang kerumah warga. Saya berangkat ke arah timur menuju ke salah satu spot wisata bernama Watu Payung. Disana dilaksanakan sebuah acara kemah bernama Camp Pesona Kebhinnekaan. Acara ini merupakan gagasan dari Duta Damai Dunia Maya BNPT Reg. Yogyakarta yang bertujuan untuk lebih menghargai lagi keberagaman yang ada di sekitar kita. Akhir-akhir ini isu keberagaman memang sering dilemparkan untuk memecah belah persatuan dan kesatuan yang telah kita miliki. Tak cukup sampai disitu, Camp Pesona Kebhinnekaan ini juga mengajak para peserta camp dan masyarakat untuk membangun kerukunan baik di dunia nyata maupun maya dengan membuat dan mengunggahh konten positif.



Pada sore hari, peserta camp diajari untuk mengenal lebih dalam tentang Geoheritage dan cara memviralkan konten positif. Radikalisme dan terorisme yang kita lihat di dunia maya memang tidak bisa kita lawan satu per satu, tetapi dengan memberikan konten positif jagat dunia maya seperti mendapatkan oasisnya, sehingga orang bisa memilih untuk mengonsumsi berita yang baik daripada ujaran kebencian.

Malam hari pun datang, kami berkumpul bersama warga Gedang Atas untuk memulai tirakatan. Dibawah pohon jati yang rindang, beralas tikar, bersama dengan angin yang semilir kami merapatkan badan dan memulai prosesi. Di depan kami sudah terhampar makanan yang sudah tak sabar untuk disantap. Setelah doa diucapkan, kami mulai menyebarkan piring yang terbuat dari daun jati, membagikan nasi dan ayam ingkung sebagai lauk. Dalam dinginnya malam, suasana terasa hangat karena kebersamaan yang kami dapati. Wedang sereh nan harum juga setia melengkapi makan malam kami.

Setelah makan, kami kedatangan tamu istimewa yaitu Mbak Alisa Wahid dan Pak Hairus Salim. Mereka datang tak hanya untuk memeriahkan, namun membagikan pengetahuan dan pengalamannya terkait kebhinnekaan. Peserta camp pun sangat antusias mendengarkan dan tak luput untuk memberikan pertanyaan kepada mereka. Malam harinya kami beristirahat karena telah lelah beraktivitas.

Pagi hari menjelang, tak pernah saya sangka bahwa matahari terbit dari Watu Payung ini sangat indah. Dari balik bukit, matahari mulai muncul sembari langit berubah warna. Kami para peserta menikmati sedikit demi sedikit momen tersebut. Acara ini pun dipuncaki dengan pengibaran bendera merah putih dan pelaksanaan upacara kemerdekaan. Sudah lama sekali rasanya saya tidak melakukannya. Tepat pukul 11.00 kami menyudahi upacara itu dan menikmati jatilan, kesenian yang dipersembahkan dari  para warga desa Gedang atas.



  • Share:

You Might Also Like

0 comments