Trekking ke Leuwi Asih dan Goa Agung Garunggang

By rubikomugglo - March 30, 2021

Pada hari Sabtu, 27 Maret 2021 saya, istri dan teman-teman melakukan trekking di Leuwi Asih dan Goa Garunggang. Perjalanan ini diinisiasi oleh Gana, teman saya yang memang sudah beberapa kali melakukan trekking di daerah Sentul, Bogor. Alasan dia memilih Leuwi Asih dan Goa Garunggang karena treknya tidak terlalu berat dan dia ingin mengajak beberapa teman lainnya yang belum pernah melakukan aktivitas ini. 

Persiapan pun dilakukan, kami menyewa mobil dan mengemas barang barang perlengkapan trekking. Pada Sabtu pagi, kami bertujuh berangkat dari Jakarta. Menurut Google Maps, untuk menuju Lapangan Leuwi Asih tempat di mana kami akan parkir dan memulai trekking membutuhkan 1 jam lebih perjalanan dengan mobil via Toll. Kami berangkat pukul setengah 7 pagi, menjemput beberapa teman dan sampai di Lapangan Leuwi Asih sekitar pukul 8 pagi. Jika kalian ingin ke sini dan membawa mobil, saya sarankan untuk berhati-hati karena kita melewati jalan perumahan dan lebar jalannya cukup sempit. Beberapa kali mobil sempat berhenti untuk memberi jalan mobil lain yang saling berpapasan.

Sesampainya di Lapangan Leuwi Asih, terlihat banyak mobil yang sudah terparkir rapi. Kami bergegas bersiap dan memulai trekking. Kami tidak menggunakan jasa guide yang banyak ditawarkan di online dan juga orang yang mendekati kami saat keluar dari mobil. Kami lebih memilih untuk menggunakan google maps dan bertanya pada warga sekitar. Kami memulai trekking dengan menyusuri jalan setapak. Trek yang kami lalui mayoritas berupa tanah liat dengan sedikit batuan. Suara air terjun sudah terdengar dari tempat kami parkir. Kami kemudian menuruni jalan setapak tadi, selang beberapa menit kami melihat Leuwi Asih, check point pertama dari perjalan kami. Sembari menikmati pemandangan sawah, air terjun dengan batuan, kami mengambil beberapa foto kemudian menyeberang melalui jembatan bambu menuju area persawahan.



Kalau boleh saya bilang, dari titik persawahan inilah trekking sebenarnya dimulai. Medan dipenuhi tanah basah dan licin, butuh kehati-hatian agar tidak terpeleset. Beberapa saat setelah itu kami harus mendaki bukit cukup terjal. Kalau tidak berhati-hati dalam meletakkan pijakan atau alas kaki licin, bisa dipastikan akan terjatuh. Setelah bukit terjal tadi, kita menuju ke area perkebunan warga sekaligus dapat melihat indahnya hamparan sawah dari atas bukit yang kita daki tadi.




Setelah bukit terjal tadi, kita menuju ke area perkebunan warga sekaligus dapat melihat indahnya hamparan sawah dari atas bukit yang kita daki tadi.Setelah melewati bukit dan perkebunan warga, trek berubah menurun memasuki rumah-rumah warga, kami lalu belok kanan menyusuri perkampungan hingga kembali menemui jalur mendaki dengan kontur berbatu dan bertanah merah. Disini juga kami dihadapkan oleh sebuah tanjakan panjang dengan tingkat elevasi lumayan curam.


Setelah melewati tanjakan curam tadi, kami masuk ke hutan pinus. Suasana teduh mulai terasa karena terdapat vegetasi di atas kami. Pohon-pohon pinus dengan tinggi menjulang sedikit bisa mengurasi rasa terik panas yang kami rasakan, tetapi sayang suasana teduh tidak terasa lama. Ketika perjalanan kami teruskan, kami menuju bukit dengan rerumputan di kanan dan kirinya. Walaupun begitu, terdapat sebuah spot foto apik yang kami manfaatkan. Dikarenakan tidak ada pepohonan tinggi, bukit di sebelah tempat kami berdiri dapat dilihat dengan jelas dan terlihat bagus jika dijadikan background foto.



Tak terasa 1 jam perjalanan telah kami lakukan, kami pun tiba di tujuan ke dua, Goa Agung Garunggang. Untuk memasuki tempat ini, kita perlu membeli tiket masuk seharga Rp. 20.000/orang. Di kawasan ini terhampat batu-batuan besar dengan bentuk yang unik, terdapat garis-garis alami di bebatuannya. Kalau boleh sedikit mengada-ngada, bentuknya seperti mini grand canyon. Banyak orang menjadikan tempat ini spot untuk berfoto. Selain bebatuan, di tempat ini juga terdapat goa yang bisa kita masuki, namun untuk memasuki tempat ini harus menggunakan guide yang tersedia. Saya tidak masuk ke goa tersebut, beberapa teman saya masuk dan sempat berfoto. Mereka membayar tarif guide tersebut dengan harga Rp. 10.000/orang


Tujuan kami sudah kami datangi, saatnya untuk beristirahat dan mengisi perut. Di kawasan Leuwi Asih dan Goa Garunggang ini terdapat banyak warung yang bisa kita datangi dan singgah untuk makan dan minum. Kami memilih untuk pergi ke warung yang sejalan dengan trek pulang. Warung shelter no 2, itulah pilihan kami. Kami memesan beberapa es kelapa, indomie, nasi telur dan gorengan. Tak lama setelah makan, hujan deras pun datang, kami sekalian meneduh di sana.




Hujan lebat ternyata berlangsung cukup lama. Sekitar 2 jam kami menunggu di warung. Setelah agak reda, kami melanjutkan jalan pulang. Karena hujan yang lebat dan cukup lama, tanah merah menjadi becek dan licin. Teman kami berkali-kali jatuh karena licinnya medan yang ditempuh. Namun, setelah melewati beberapa tanjakan dan turunan, kami kembali mendengar suara aliran air. Kami mampir membersihkan badan, sepatu yang penuh dengan lumpur. Setelah itu kami terus mengikuti jalan dan kembali ke lapangan parkir tadi. Total kami berjalan sekitar 5,5 km. Trek yang menyenangkan dan cocok untuk pemula. Tidak terlalu melelahkan.

Perkiraan Biaya:
Tiket Masuk: 20.000 / orang
Es Kelapa:     15.000 / orang
Indomie:        10.000 / orang
Guide:            10.000 /  orang
Parkir:            15.000 / mobil






  • Share:

You Might Also Like

0 comments