Reuni di Ruang Seni ART|JOG|9 Universal Influence

By rubikomugglo - June 02, 2016


Semalam, 2 Juni 2016, saya berkesempatan untuk mengunjungi ART|JOG|9. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, ART|JOG tahun ini berlokasi di Jogja National Museum, pindah dari tempatnya sebelumnya di Taman Budaya Yogyakarta. Dibuka dari tanggal 27 Mei lalu sampai 27 Juni 2016. Saya mengajak teman saya bernama Aura untuk menikmati pameran yang sudah sangat terkenal seantero Indonesia sampai Internasional ini. ART|JOG menurut saya lebih dari sekedar pameran seni, ART|JOG adalah reuni keluarga karena tahun lalu saya berkesempatan untuk menjadi bagian dari ART|JOG|8, menjadi front desk. Tahun ini saya tidak mendaftar untuk berpartisipasi di ART|JOG|9. Saya ingin datang sebagai penikmat bukan sebagai petugas, saya ingin sekali menikmati karya yang disuguhkan oleh seniman-seniman terpilih. Sekaligus saya dapat mengunjungi beberapa teman saya yang masih terlibat disini dan melakukan reuni di pameran seni.

ID Card Guide ART|JOG|8 (dok. pribadi)
Front Desk ART|JOG| 8 Infinity Influx (dok.pribadi)
Ketika tiba di JNM, saya bertemu dengan mbak Iin. Dulu mbak Iin adalah orang yang in charge dengan kami dibagian guide. Belum masuk ruangan, tetapi rasa nostalgia sangat kental terasa. Kami lalu berbincang-bincang sebentar sampai pada akhirnya saya dan aura memutuskan untuk memasuki ruangan pameran. Teman saya yang berjaga didalam pernah bilang kalau datang pada jam-jam maghrib, ruangan pameran tidak terlalu ramai sehingga lebih enak untuk menikmati karya para seniman. Sudah tidak bisa disangkal bahwa ART|JOG adalah salah satu pameran seni dengan jumlah penonton terbanyak di Jogjakarta. Tahun lalu saja, ribuan orang datang untuk melihat ART|JOG|8, untuk itu kalau kita tidak pintar pintar memilih waktu kunjungan, kita kurang bisa menikmati karya karena banyaknya orang yang memenuhi ruangan.

Exhibition Pass (dok.pribadi)
Di pintu masuk, kami bertemu dengan 2 orang Front Desk, mereka lalu melubangi Exhibition Pass milik Aura dan saya. Berbeda dari tahun lalu, exhibition pass tahun ini hanya bisa digunakan sekali pakai, setelah dilubangi maka tidak bisa untuk dipakai masuk kali kedua. Setelah melihat kedua orang Front Desk tadi, saya melihat aura sembari berkata, "Tahun lalu kita tuh yang disitu..haha". Mungkin dikarenakan ukuran pintu masuk yang lumayan sempit, Front Desk tahun ini tidak disediakan meja. Kalau tahun lalu, saya dan aura berlagak seperti resepsionis hotel yang memiliki meja, memberikan informasi dan menyebarkan beberapa flyer dan brosur agenda acara ART|JOG|8. Front Desk tahun ini saya lihat sangat ramah, serta tidak lupa untuk mengingatkan pengunjung terkait peraturan didalam ruangan pameran. Keren !

Lukisan (dok.pribadi)
Masuk ke lantai pertama. Seperti yang tadi sudah saya bilang, ART|JOG| 9 bertempat di JNM. JNM sendiri terdiri dari 3 lantai dan setiap lantainya terdiri dari beberapa ruang ruang kecil dan sebuah lorong. Saya mendapat informasi bahwa pada tahun ini sebanyak 72 seniman baik nasional (62 seniman) maupun mancanegara (Jepang 4, Malaysia 1, Filipina 1, Australia , Liechtenstein 3 orang) ikut serta dalam pameran ini. Jumlah karya yang ditampilkan di ART|JOG 9 juga sangat banyak yakni 92 karya, terbagi dalam 6 kategori yakni : 2 dimensi (lukisan dan foto: 58), 3 dimensi (patung dan instalasi: 30), video (7), site specific object (3), dan performance (4). Sangat beragam. Seniman yang tahun lalu sempai mengikuti ART|JOG|8 juga menampilkan karyanya pada tahun ini, sebut saja Nasirun, Agus Suwage dan mella jaarsma. Tetapi pada tahun ini saya berkesempatan untuk menikmati karya dari Eko Nugroho, seniman yang diajak kerja sama dalam film AADC 2 dan Garin Nugroho, sutradara film kenamaan Indonesia.

salah satu karya di lantai 1 (dok.pribadi)
karya eko nugroho (dok.pribadi)
Di lantai satu saya dan aura bertemu dengan Eki, teman guide saya sewaktu ARTJOG tahun lalu. Kami berbincang bincang, saling menanyakan kabar. Eki lalu menunjukkan karya-karya yang menurut dia unik dan dipilihlah karya yang diatas ini sebagai yang paling unik, "sederhana tapi sangat meaningful" katanyaDi lantai satu ini juga kita bisa melihat karya dari Eko Nugroho.

Karya Mark Justiniani, Filipina (dok. pribadi)
Menuju lantai dua. Saya bertemu Adi. Adi adalah teman saya dan aura ketika kami menjadi Front Desk ARTJOG 8. Reuni di pameran seni seperti yang saya bilang tadi. Kami lalu diantarkan oleh adi untuk menikmati beberapa karya dan saya berhenti pada ruangan ini. Untuk orang yang mengikuti ARTJOG 8, pemandangan ini pasti tidak asing. Karya seni ini ditahun lalu menarik perhatian, berada pada tengah-tengah pameran dan kalau kita lihat semakin dalam seperti lorong yang tidak habis-habis. Bedanya, kalau tahun lalu lorongnya berbentuk vertikal kebawah, tahun ini berbentuk horizontal kedepan. Perfect for silhouette photo.

karya agus suwage (dok.pribadi)
Tahun ini saya melihat beberapa perbedaan dengan ARTJOG tahun lalu. Tahun ini banyak sekali karya yang bersifat dua dimensi, lukisan atau foto. Kalau ditahun lalu lebih banyak karya partisipatif, penonton pameran dapat melakukan interaksi dengan karya, ada yang bisa dipencet lalu keluar air, ada mata yang melihat kita ketika bergerak, ada pohon impian, ada sepeda sepeda bertema yang bisa dinikmati penonton. Ditahun ini, saya sebagai penonton merasa dimanjakan dengan seni lukis yang luar biasa keren. Bukan bermaksud membandingkan, tetapi saya lebih menyukai karya partisipatif ketika saya bika ikut serta dalam terciptanya atau mensukseskan sebuah karya.

Dilantai 3. Masih didominasi karya lukisan. Tidak terlalu banyak cerita. Gambar saja.

karya (dok.pribadi)
dok.pribadi
dok.pribadi
Sesudah berkeliling 3 lantai, kami menuju lantai 1 dan berkeliling sebentar lalu keluar. Kami lalu bertemu teman yang lain, Basara namanya. Dia menjabat sebagai tim media di ARTJOG tahun ini, sama seperti tahun sebelumnya. Kami lalu berbincang bincang, mengambil beberapa foto. Saya lalu mengambil kesempatan ini untuk menanyakan konsep dari ARTJOG tahun ini. Setahu saya, setiap tahun ARTJOG selalu menawarkan konsep yang berbeda. "Mengapa mengangkat tema Universal Influence? angka 9?", tanya saya. "Angka sembilang adalah angka tertinggi, makanya di ARTJOG dilambangkan dengan dibuatnya mercusuar yang tinggi (karya Venzha Christiawan, commissioned artist ARTJOG tahun ini), lalu Universal Influence berarti mengangkat wacana-wacana global" Basara menjelaskan. Saya yang tidak mengerti lalu manggut-manggut saja. ART|JOG tahun ini sangat berbeda dengan tahun yang sebelumnya, sangat fresh ! tempat baru, ticketing baru, dan konsep baru. Untuk orang yang belum kesini, karya yang disuguhkan sangat layak untuk dinikmati. Tidak rugi membayar seharga Rp. 25.000 (pelajar) dan Rp. 50.000 (umum) untuk tiketnya. Yang terpenting, Reuni di pameran seni terjadi. Terimakasih Eki, Adi, Ama dan Basara yang sudah menemani jalan-jalan di pameran.

  • Share:

You Might Also Like

0 comments