Hari 1 & 2 : Singapura

By rubikomugglo - September 13, 2015


Perjalanan kali ini adalah trip dua negara, Singapura dan Malaysia. Sebenarnya Malaysia tidak ada dalam list perjalanan kita, tapi lebih karena improvisasi dan tekanan biaya. Hari Selasa adalah jadwal kami berangkat. Pada pagi hari kami berkumpul dan menuju stasiun Lempuyangan Yogyakarta untuk menuju Solo menggunakan kereta lokal Prameks. Harga tiket Prameks Rp.8000, sesudah sampai stasiun Purwosari kami dijemput oleh Fauzy, salah satu rombongan dalam perjalanan ini. Lalu kami pun berangkat ke berangkat ke Bandara Adi Sumarmo, Boyolali. Perjalanan ini kami lakukan dengan low budget, tiket pesawat PP sekitar 450 ribuan, bekal yang dibawa tak lebih dari satu juta rupiah. Kami semenjak dari Indonesia sudah menyiapkan bekal untuk menghemat biaya, dengan membawa roti, indomie, botol air yang tidak ada isinya, tidak lupa juga membawa alat mandi dan obat obatan seperlunya. Oleh karena itu, pengeluaran memang harus diperhatikan benar agar bisa tetap hidup di negeri orang.
 

Pesawat sudah lepas landas, kami hanya bisa menikmati keindahan matahari terbenam dari kabin pesawat, sungguh indah, awan biru gelap dengan sedikit cahaya jingga yang terlihat. Kami sampai Singapura (Changi Airport) pada pukul 19.00 waktu lokal. Setelah itu kami langsung pergi mencari penginapan, yap, kami belum memesan penginapan ketika merencanakan perjalanan ini, semua dipikirkan on the spot. Singapura memang terkenal dengan public transportationnya yang bagus, walaupun mahal sih, kalau dirupiahin. Jalan menuju MRT di Singapura juga sangat bagus, bersih, dingin, indah, dan kata kata indah lainnya.


Kami berhenti di Stasiun Little India, kami sempat lihat bahwa penginapan murah berada di sekitaran sini. Kami sempat berhenti di sebuah masjid bernama Abdul Gofuur untuk solat, mengambil nafas dan mengisi air gratis. Kami lalu berjalan-jalan selama beberapa jam sampai bertemu dengan sebuah homestay bernama Fernloft City, bertempat di Jalan Besar. Kami pun berlalu tidur, karena letihnya berjalan. Harga yang dipatok lumayan murah untuk sekelas Singapura, tapi lumayan mahal untuk budget kami, yakni 20 dollar Singapura, sekitar 200 ribu rupiah. Memang kesalahan kami juga karena berjalan-jalan keluar negeri saat rupiah sedang terpuruk seperti sekarang ini. Fasilitas yang kami dapat adalah kasur, wifi, breakfast, dan dapat mandi. Lumayanlah.


Pagi pun tiba, kami pun melakukan rapat kecil karena kalau tinggal di homestay 200 ribu ini selama berhari hari di Singapura, kami akan kehabisan persediaan uang kami. Akhirnya pilihan pun dibuat, malam harinya kami menyeberang ke Malaysia. Tapi pada pagi harinya kami menyempatkan untuk city tour Singapura. Arsitektur kota Singapura sangat indah, banyak bangunan tua padahal di saat yang sama juga banyak gedung tinggi yang terbangun.
 

Moda transportasi yang kami andalkan adalah MRT (mass rapid transit) karena sangat cepat, dan nyaman. Kami berhenti di Raffless Palace dan dilanjutkan berjalan kaki, tujuan pertama kami adalah ikon Singapura, Merlion. Dari stasiun MRT ini ternyata kita harus berjalan agak jauh, sekitar 15 menitan untuk mencapai lokasi.


Tapi kalau sudah mencapai lokasi ini, kita sangat dimanjakan karena bisa melihat Esplanade, Marina Bay Sands, Stadion Bola mengapung, Singapore Flyer, semua dalam lokasi yang berdekatan. Kami pun berjalan dengan niatan melihat semua tempat atraksi tersebut, tetapi kami sempatkan untuk berhenti mencicipi es potong Singapore, harganya 1.20 dollar, yang saya makan rasa coklat. Adem !

Kami lalu berjalan melewati Esplanade, Singapore Flyer, Sirkuit jalanan F1, Helix Bridge, sempat masuk ke lorong Marina Bay Sands, tidak naik karena akan bayar, kami cari yang gratis gratis saja, lalu sampailah ke Gardens by the Bay. Yang saya rasakan adalah pemerintah Singapura menggarap sektor pariwisatanya dengan serius, dengan menyediakan peta gratis, moda transportasi yang menjangkau semua tempat wisata, beberapa tempat atraksi gratis, lalu seperti ada suatu keselarasan antara pada sang empunya modal pembuat tempat wisata dengan pemerintah, contohnya adalah Merlion, disekelilingnya dibangun hotel, tetapi masih memberikan ruang kepada masyarakat untuk menikmati secara gratis pariwisata Singapura (Pavillion Fullerton Hotel), diberikan akses (tidak dipek dewe kalau orang jawa bilang), lalu dari merlion kita juga bisa melihat Marina Bay Sands yang menjulang.


Untuk ke Gardens by the Bay, kami harus berjalan melewati Helix Bridge dan naik elevator didepan Marina Bay Sands, pergi ke lantai 6 dan telusuri saja lorongnya. Nanti akan sampai ke sebuah jembatan menuju platform untuk melihat Gardens by the Bay dari atas. Kita lalu turun dan melihat tempat ini lebih dekat, tempat ini sangat luas, dengan pepohonan hijau, taman dan kolam sebagai daya tariknya. Kalau ingin naik ke atas, harus membayar 5 dollar, oleh karena itu kami hanya berjalan-jalan gratis saja dibawah, itu saja sudah sangat bagus pemandangannya. 


Sebagai tips saja, selama di Singapura kami tidak pernah membeli air, kami mengisinya dengan cara begini, banyak tersedia di Singapura dispenser gratis semacam ini. Lumayan menghemat uang. Setelah itu kami lalu mengantri bus untuk ke Malaysia, tarifnya 3.30 dollar menuju terminal larkin Johor Baru. Kami sengaja pilih bus tengah malam, menghemat biaya kasur. Dari terminal Larkin kami naik bus lagi ke Malaysia, tarifnya 35 RM, jauh lebih murah ketimbang naik bus langsung dari Singapura ke Kuala Lumpur.


Pengeluaran :
Hostel                          : 200 ribu rupiah
Es Krim                       :   12 ribu rupiah
Sim Card                     : Gak beli (wifi Generation)
Makan Minum            : Dari dispenser dan dari bekal dan hotel
Bus                              :   33 ribu rupiah plus 110 ribu rupiah
MRT                            :  gak nyampe 100 ribu


  • Share:

You Might Also Like

0 comments