Pengalaman Umroh : Madinah

By rubikomugglo - January 20, 2016


Perjalanan ini adalah perjalanan yang paling panjang, jauh yang pernah saya lakukan. Berpuluh ribu kilometer, 9 jam penerbangan, melelahkan. Madinah, Mekah itu tujuan saya, ya, saya melakukan ibadah umrah untuk pertama kali. Jujur saja tidak pernah terpikir saya untuk bisa kesini, karena saya tahu saya belum mampu dan saya bukan orang yang pantas kesini karena banyak kesalahan yang saya perbuat. Mungkin saya memang disuruh, ditegur untuk lebih mengingatNya.  Perjalanan dimulai dari Jakarta, berkumpul dengan grup travel kami. Untuk melakukan ibadah Umroh kita sepertinya diharuskan untuk menggunakan tour and travel, karena untuk memudahkan pengaturan perjalanan dan penginapan kita disana, lalu juga untuk memudahkan mendapatkan visa, saya dengar dengar kalau mau backpacker, akan sulit mendapatkan visa, tapi entahlah, belum pernah mencoba. Penerbangan kami delay, dan kami akhirnya takeoff setelah maghrib. Saya jarang menaiki pesawat Garuda Indonesia, tapi saya sangat senang dengan pelayanan dari maskapai tersebut, sangat ramah, tidak heran mereka mendapatkan world's best cabin crew. Fasilitas yang diberikan juga lumayan, ada screen dengan banyak film, games, headset, dan untuk yang beristirahat, kita mendapatkan bantal, selimut, penutup mata dan telinga. 9 jam penerbangan memang melelahkan, tapi juga tidak terlalu berasa lama karena berbagai fasilitas dan pelayanan dari maskapai ini. Hebat.


Sampailah kami di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah pada pukul 1.00 pagi kalau tidak salah. Saya sudah pernah mendengar bahwa Imigrasi bandara ini adalah salah satu paling lucu, karena kita bisa tiba-tiba ditinggal ngobrol, main HP, youtuban, whatsappan, telfonan, dsb. Saya akhirnya bisa membuktikan pengalaman ini, banyak loket imigrasi yang buka. Kami pun mulai mengantri, mungkin panjang antrian kami sekitar sepuluh meter. Kalau di Indonesia, antrian sepanjang ini paling lama membutuhkan 30 menit, tapi kalau disini, ya di bandara ini, saya mengantri selama 3 jam, gila. Kakak ipar saya mendapatkan pengalaman disambi Youtubean saat di cek hahahahaha 


Perjalanan 6 jam lewat darat kami tempuh, sempat dapat pengalaman ditilang juga karena melebihi batas kecepatan. Kami sampai Madinah pas saat zuhur, kami pun mengurus barang dan menempati kamar terlebih dahulu. Saat memasuki Madinah (tanah haram) kami mengucapkan doa, dan ada beberapa larangan di tanah haram ini, seperti tidak boleh membunuh binatang, tidak boleh mengambil tanahnya, dan sebagainya. Kami akhirnya dapat melaksanakan solat fardhu di Masjid Nabawi, bahasa arabnya Al Masjid Al Nabawi. Saya jujur seperti orang udik, karena tolah toleh, planga plongo, mesjidnya gede banget, payungnya mbuka tutup, atapnya nggeser-nggeser, orangnya rame banget. Kalau disini, ketika adzan semua kegiatan akan berhenti, orang akan pergi ke masjid untuk solat berjamaah dan kegiatannya akan berlanjut setelah solat.


Masjid ini sungguh indah, bersih dan fasilitasnya sangat menunjang para jamaah untuk khusyuk beribadah. Kebiasaan yang ada disini adalah banyaknya orang yang tadarrus dengan menggunakan alquran yang disediakan panitia masjid, ada beribu ribu alquran disini dari yang terjemahan Indonesia, turki, perancis, dsb. Fasilitas lain adalah air zam zam yang selalu tersedia, sehingga ketika haus bisa langsung minum, tapi yang jadi masalah saya hanya satu, karena Madinah ini sangat dingin, rata-rata 11 derajat celcius, paling dingin 9 derajat, dan itu membuat saya sering kentut, nah tempat wudhunya jauh bener, jalan kaki mungkin bisa menghabiskan 5-10 menit, beratus ratus meter, jadinya ya gitu harus pandai nahan kentut dan kencing, kalau kepepet.


Pada Senin dan Kamis, ada buka puasa bareng. Akan ada tiker yang digelar lalu orang orang yang ingin urunan hidangan berbuka silahkan menghidangkan hidangannya. Lalu panitia masjid akan menyediakan kurma, teh, kopi, roti. Saya pernah nih mengikuti kegiatan ini, enak banget, gratis, perut kenyang, bisa silaturahmi dengan banyak orang, sangat indah pengalaman yang saya alami. Oiya, kalau disini jangan heran kalau sewaktu solat banyak yang melangkahi badanmu. Jangan heran kalau kamu sering tidak dijawab, dibentak oleh polisi polisi, ya pengalaman juga lah ini namanya.


Saya mendapatkan saran dari sebuah teman kalau sudah sampai Masjid Nabawi, cobalah sholat di Rawda, dan sudah saya terima saran tersebut. Tapi yang membuat saya merinding adalah menatap dinding ini, makam Nabi Muhammad SAW, dan sahabatnya. Banyak orang yang melambaikan tangannya, menyapa nabi, tapi yang saya rasakan adalah makamnya harum dengan wangi yang tidak menusuk hidung. Sangat Indah. Semoga syafaatmu selalu menyertai kami wahai Kanjeng Nabi.


Ini adalah gerai Starbucks didepan gerbang 25, sangat kecil, tidak lebih besar dari 2x3 meter gerainya. Sangat berbeda dengan Starbucks Indonesia yang gedenya bukan main, ada yang bilang kalau gerai seperti ini dibuat untuk meminimalisir pertemuan antara wanita dan laki-laki. Jujur saja gerai Starbucks ini tidak terlalu ramai, analisa pribadi saya karena beberapa hal,  pertama mahal, kedua tidak bisa nongkrong, orang tidak terlalu suka kopi gaya amerika, karena mereka punya arabican coffee dan turkish coffee. Yang saya lihat adalah tempat tempat seperti mall, KFC, Starbucks, disekitar masjid diberikan tempat seminimalis mungkin, dibuat setidak menarik mungkin, sehingga tidak lebih menarik dari masjid yang didalamnya banyak kegiatan, banyak tausiyah yang dishoot di masjid, ada buka puasa, ada latihan mengaji, ada air gratis, ada tempat dimana doa menjadi makbul (rawda) dan sebagainya sehingga orang lebih senang ke masjid ketimbang ke tempat tempat seperti ini. Tambahan satu poin lagi, jangan kaget kalau lagi belanja di Mall, mall nya tutup tiba-tiba dan kita solat di selasar mall ya, itu udah biasa.

  • Share:

You Might Also Like

1 comments